Di senja diam. Jogja ku menangis, wajahnya hitam berawan gelap. mungkin dia menangisiku yang telah memenangkan pilihan...
Kuharap tangisnya bukan kesedihan. Hingga ku pastikan malam ini tidak akan pernah terlihat bulan;
cukuplah lampu-lampu kota yang menemaniku hingga pagi, dan ketika telah ku tinggalkan kota ini...
Kuyakin disana, di negri melayu seberang. bulan dapat tenang berputar-tersenyum memainkan kecantikannya.
Jogja berhentilah menangis, cerahkan wajahmu. Hingga ku dapat melihat bintang-gemintang yang dapat menggantikan bulan...
Jogja, bantu aku yang ingin melupakan nya, bantu aku untuk tidak membuat sebuah seketsa drama hidup;
Jogja-Negri melayu seberang, bantu aku.
Jumat, 01 Oktober 2010
Jogja-Negri melayu seberang
2 komentar:
cah ndeso kluthuk
Makasih, ya, 'dah nyanggong di gubhug reyot! Tentang gadget, he .... he ... monggo-monggo ... silahkan !
Salam ...
gubhug reyot
Langganan:
Posting Komentar (Atom)







